This post is also available in:
Motif Gringsing kain tenun memiliki sekitar 20-an motif, namun sekarang di Desa Tenganan penggringsingan hanya terdapat 7 jenis saja. Diantaranya bercirikan kalajengking Lubeng, Sanan Empeg
bercirikan kotak poleng berwarna merah-hitam, bunga bercirikan cempaka Cecempakaan, Cemplong bercirikan sebuah bunga yang besar di antara bunga-bunga kecil, Gringsing diisi dengan semua motif,
bercirikan Tuung Batun dengan biji terong, dan Motif Wayang yang bercirikan tokoh-tokoh pewayangan.
Tingkat kesulitan yang tinggi dalam pembuatan sebuah kain Gringsing, baik dalam teknik pewarnaan dan penenunan, waktu yang dibutuhkan dan aturan adat yang selalu mereka pegang teguh menjadikan kain gringsing ini memiliki nilai yang sangat tinggi. Kain Gringsing ini di gunakan dalam upacara keagamaan di desa ini. Masyarakat Tenganan Pegringsingan yang menganut agama Hindu percaya bahwa segala sesuatu pekerjaan yang diawali dengan upacara keagamaan maka hasilnya akan baik dan memperoleh keselamatan.
Proses penenunan kain Gringsing sangat memperhatikan aturan yang sudah diwariskan secara turun temurun oleh leluhurnya. Mereka tetap menjaga dan melindungi keaslian setiap tata cara dan proses dalam pembuatan kain ini agar nilai-nilai ritual dalam keagamaan tetap terjaga.
Para penari menggunakan kain gringsing. Dalam kehidupan realitas keseharian kehidupan masyarakat Tenganan, berkesenian dipersembahkan berdasar atas nilai-nilai kepercayaan, keyakinan dan ajaran-ajaran ketuhanan. Keindahan yang tertuang berkembang secara tradisional dari satu generasi ke generasi berikutnya. Kain Gringsing merupakan suatu keindahan dan persyaratan tersendiri yang digunakan dalam peristiwa upacara.