Purusadha Santa
Rumah Topeng dan Wayang Setia Darma
Hyāng Buddha tanpāhi Çiva rajādeva
Rwāneka dhātu vinuvus vara Buddha Visvā,
Bhimukti rakva ring apan kenā parvvanosĕn,
Mangka ng Jinatvā kalavan Çivatatva tunggal,
Bhinnêka tunggal ika tan hana dharma mangrwa.
Hyang Buddha tiada berbeda dengan Siwa Mahadewa
(semua agama mengajarkan tentang hakekat kebenaran hidup)
Keduanya itu merupakan sesuatu yang satu
(Walaupun caranya yang berbeda)
Tiada mungkin memisahkan satu dengan lainnya
(Namun jiwa itu satu asalnya)
Karena hyang agama Buddha dan hyang agama Siwa sesungguhnya tunggal
(Nama,cara, menyebutkan dan tafsiran manusia saja,seakan itu berbeda).
Sutasoma organiser menyelenggarakan sebuah pagelaran seni yang menampilkan pementasan tari, pameran fotografi, topeng sutasoma, lukis dan kitab sutasoma yang terbuat dari daun lontar. Pagelaran seni ini di adakan di Rumah Topeng dan Wayang Setia Darma, Mas, Br Tegal Bingin, Bali
Drama tari pewayangan yang mengambil dari kitab sutasoma ini dengan baik ditanggapi oleh I Made Sukadana, I Wayan Purwanto dan I Wayan Jaya Merta dijadikan sebuah drama tari yang sangat baik, dimana semua karakter memakai topeng yang dibuat oleh Cokorda Raka Sedana seorang tokoh pembuat topeng dari desa Singapadu.
Prof. I Nyoman Sedana, Ph.D membuka acara acara ini dengan mengapresiasi isi dari semangat Kakawin Sutasoma dan jiwa Bhineka Tunggal Ika, “ ini merupakan sumbangan yang sangat berarti untuk terwujudnya kedamaian dunia. Mr. Pino Confessa (Honorary Consul of Italy) memberikan sambutan yang sangat singkat setelah pentas drama tari, “ tidak bisa diungkapkan dengan kata kata tentang kebaikan dan keindahan acara ini”. Mr. Pino juga menanggapi keindahan pameran fotografi, topeng, lontar dan lukisan.
Photo by Dede Yuda
House of Mask and Puppets Setia Darma
Mas, Br Tegal Bingin, Bali