Ubud Writers & Readers Festival 2018,180+ Penulis, Seniman dan aktivis hadir di bali,24th-28th Oct 2018

Ubud Writers & Readers Festival 2018

Tempat: Ubud,Bali – INDONESIA
Tanggal : 24th-28th Oct 2018

 

 

 

180+ Penulis, Seniman dan aktivis hadir di bali untuk tahun ke-15 UWRF menjadi festival kata dan gagasan yang menmimpin di ASIA TENGGARA

15 tahun lalu, ketika Indonesia menderita setelah pemboman Bali pada tahun 2002 dan krisis keuangan Asia yang berkepanjangan, Festival Penulis & Pembaca Ubud pertama (UWRF) menarik wisatawan kembali ke pulau Bali dengan menampilkan keindahan beragam bangsa melalui sastra dan seni. Sejak itu, UWRF telah berevolusi menjadi platform terbesar di Indonesia bagi para penulis dan senimannya, dan menjadi salah satu acara sastra yang paling dicintai di dunia.

Dari Indonesia ke Jepang, Nigeria ke Pakistan, Spanyol ke Vietnam, lebih dari 180 pengarang, seniman, dan aktivis dari seluruh nusantara dan 30 negara lainnya telah berkumpul di Ubud untuk memperingati tahun pencapaian Festival.

Selama lima hari ke depan, UWRF akan memberikan lebih dari 200 acara di 30 tempat, mencakup diskusi panel terbuka, acara khusus, live music, pembacaan puisi, pemutaran film Indonesia, tur budaya, peluncuran buku, pameran seni dan sebagainya.

70 diskusi satu-lawan-satu dan diskusi-diskusi Program Utama menjanjikan dunia yang penuh dengan cerita yang luar biasa, perspektif beragam dan mendalam kedalam masalah-masalah paling mendesak diwilayah ini, dari feminisme ke lingkungan, agama hingga kebebasan berekspresi, imigrasi ke pemilihan presiden 2019 di Indonesia.

Menampilkan pengarang paling terkenal di Festival ini, jurnalis pemenang penghargaan, dan pakar politik, dalam daftar pembicara juga ada penulis terkenal Inggris, Hanif Kureishi, pemenang Miles Franklin dua kali, Kim Scott, mantan Presiden Komisi Hak Asasi Manusia Australia, Gillian Triggs, penulis terkenal dan esai, Geoff Dyer, Menteri Kelautan dan Perikanan Indonesia, Susi Pudjiastuti, dan mantan Menteri Luar Negeri, Marty Natalegawa, pengarang buku terlaris Fatima Bhutto, dan salah satu penulis paling populer Italia yang bekerja hari ini, Giuseppe Catozzella.

Sapardi Djoko Damono, Founder & Director Janet DeNeefe.

Audiens akan mendengar bagaimana gerakan #MeToo telah mempengaruhi Asia; koresponden asing terbaik di kawasan tersebut akan berbagi pengalaman terbaik dan terburuk dalam karier mereka; Para penulis Indonesia akan mempertimbangkan apa yang sudah dan tidak berubah selama 20 tahun sejak Reformasi dilakukan; dan seniman Bali akan mengevaluasi apa yang terjadi di Bali setelah menjalani seabad pariwisata.

“Ketika kita merenungkan 15 tahun terakhir dan bagaimana Festival telah berevolusi, ketika kita melihat kembali semua pertukaran yang berarti yang telah dibuat antara penulis dan pembaca Indonesia dan internasional, ada satu hal yang jelas. Sebagian besar pengunjung pada saat-saat awal mengatakan mereka tidak

tahu apa-apa tentang penulis Indonesia, tetapi ini sekarang telah berubah. Orang-orang sekarang duduk dan memperhatikan, ”DeNeefe melanjutkan.“Salah satu penerbit terbesar dunia, Penguin Random House, baru saja mengumumkan ekspansi ke Asia Tenggara, yang berarti banyak hasil karya penulis Indonesia akan dibaca di seluruh dunia. Ini menandai era baru fiksi dan nonfiksi di  Indonesia, dan setelah 15 tahun berbagi kesusastraan dan budaya Indonesia dengan dunia, kami merasa kami memiliki peran penting dalam hal itu. Saya berharap dapat merayakan era baru yang menarik ini dan tahun pencapaian kami bersama Anda selama lima hari ke depan, ”tutup DeNeefe.

 

 

Untuk detail dan informasi lebih lanjut,
http://www.ubudwritersfestival.com/

 

 

 

Author: Akar Media

Share This Post On

Ubud Writers & Readers Festival 2018

Place: Ubud, Bali – INDONESIA.
Date : 24th-28th Oct 2018,

 

 

 

180+ AUTHORS, ARTISTS AND ACTIVISTS DESCEND ON BALI FOR UWRF’S 15TH YEAR AS SOUTHEAST ASIA’S LEADING FESTIVAL OF WORDS AND IDEAS

15 years ago, when Indonesia was suffering after the Bali bombing in 2002 and the lingering Asian financial crisis, the firstUbud Writers & Readers Festival (UWRF) drew tourists back to the island by showcasing the nation’s diverse beauty through literature and art. Since then, the UWRF has evolved into Indonesia’s biggest platform for its writers and artists, and one of the world’s best-loved literary events.

From Indonesia to Japan, Nigeria to Pakistan, Spain to Vietnam, more than 180 authors, artists and activists from across the archipelago and 30 other countries have converged in Ubud for the Festival’s milestone year.

Over the next five days, the UWRF will deliver more than 200 events across 30 venues, spanning open-air panel discussions, in conversations, special events, live music, poetry slams, Indonesian film screenings, cultural tours, book launches, art exhibitions and more.

The Main Program’s 70 one-on-one and panel discussions promise a world of extraordinary stories, diverse perspectives and deep dives into the region’s most pressing issues, from feminism to the environment, religion to freedom of expression, immigration to Indonesia’s 2019 presidential election.

Featuring the Festival’s most acclaimed authors, award-winning journalists and political mavericks, there in conversation series includes eminent British writer, Hanif Kureishi, twice Miles Franklin winner, Kim Scott, Australia’s former president of the Human Rights Commission, Gillian Triggs, celebrated author and essayist, Geoff Dyer, Indonesia’s Minister of Maritime Affairs and Fisheries, Susi Pudjiastuti, and former Foreign Minister, Marty Natalegawa, bestselling author Fatima Bhutto, and one of Italy’s most popular writers working today, Giuseppe Catozzella.

Founder & Director Janet DeNeefe.

Audiences will hear how the #MeToo movement has impacted Asia; the region’s finest foreign correspondents will share their career-defining highs and lows; Indonesian writers will weigh in on what has and hasn’t changed during the 20 years since Reformasi was ushered in; and Balinese artists will examine their island after a century of tourism.

“As we reflect on the last 15 years and on how the Festival has evolved, as we look back on all the meaningful exchanges that have been made between Indonesian and international writers and readers, there is one thing that is clear. Most visitors in the early days said they knew nothing about Indonesian writers, but this has now changed. People are now sitting up and taking notice,” DeNeefe continued.

“One of the world’s biggest publishers, Penguin Random House, has just announced its expansion into Southeast Asia, meaning many more Indonesian writers will be read around the world. This heralds a new era for Indonesian fiction and nonfiction, and after 15 years of sharing Indonesian literature and culture with the world, we feel we’ve had an important role to play in that. I look forward to celebrating this exciting new era and our milestone year with you all over the next five days,” DeNeefe concluded.

For further information:
http://www.ubudwritersfestival.com/

Author: Akar Media

Share This Post On