Dari Mona Lisa hingga Penari Bali, sejak ratusan tahun kita telah melihat bagaimana perempuan digambarkan dalam bentuk lukisan dan ilustrasi melalui “sudut pandang laki laki”.
Perempuan sering digambarkan secara eksotis dan submisif. Banyak seniman yang menggambarkan perempuan menj adi lebih gemulai, lebih muda, lebih semampai, lebih cantik. Hal seperti ini juga kerap dijumpai pada kebanyakan media masa saat ini.
Perempuan telah lama mendapatkan tekanan sosial untuk melihat dan berperilaku dengan cara tertentu dan kemudian diarahkan untuk masuk ke dalam model patriarkal secara bawah sadar. Kami berharap dengan pameran ini, audiens dan para kerabat seniman kami yang didominasi lakilaki, akan mempertanyakan pengaruh dari objektifikasi perempuan yang telah berkembang dari waktu ke waktu dan bagaimana hal tersebut akhirnya merambah ke kehidupan seharihari.
Kami mengajak Glyn Smyth (Irlandia), Sarah Sheil (Irlandia), Riandy Karuniawan (Indonesia), Morrg
(Indonesia), Jesse Schaller (USA), dan KILAS (Singapura) untuk menciptakan sebuah karya, dengan
Goddess atau Dewi yang mereka pilih dan membawa kekuatan kembali kepada perempuan. Para seniman ini menggambarkan Dewi tidak hanya sebagai ibu baik hati tapi seseorang yang sulit dipahami
bagi yang melihatnya. Seseorang yang tidak dapat dimiliki. Kami ingin pameran ini sekaligus menjadi panggilan bagi seniman perempuan di seluruh Indonesia untuk menya mpaikan portfolio atau proposal mereka untuk mempertunjukkan karya mereka di galeri kami.
Acara Pembukaan Pameran Art Print “Goddess”
Jumat, 26 Agustus 2016
World’s End Gallery & Store
Komplek Surapati Core Blok J-23
Jl.PHH.Mustofa No.39 – Bandung 40192
Rundown
4:00 – 6.00pm >> Refreshments and Registration
6.00 – 7.00pm >> Sharing Session, Q&A
8.00pm >> Closing & Wrap Up
Sharing Session
Topic : Women in Art
Speakers :
Nala Nandana
(Art Manager)
Keni K. Soeriaatmadja
(Program Director at NuArt Sculpture Park, Traditional Dancer, Contemporary Performing Arts Producer)
Tarlen Handayani
(Founder of Tobucil, Book Binder, Freelance Writer)
Jesse Schaller
18”x24”
5 Colour Silk Screen Print
Edition 50
Freyja adalah Dewi yang paling sering diasosiasikan dengan seksualitas, cinta, dan kecantikan di mitologi Norwegia. Banyak dicari untuk menjadi penasihat baik oleh manusia maupun dewa/i lainnya dalam masalah cinta dan kesuburan, Ia adalah praktisi pola dasar perdukunan Norwegia, dikenal sebagai Seidr, mampu mengubah jalannya nasib dengan mengatur dan memanipulasi keinginan, kesehatan, dan kesejahteraan mereka yang mengharapkannya. Semangat akan cinta dan pengabdiannya dapat dilihat saat suaminya yang bernama Óðr’s tiada, saat ia meneteskan air mata merahemas dalam keadaan sakit hati dan berduka karena kehilangan pasangannya.
Sebagai Dewi perang dan juga cinta, Freyjan didampingi babi jantannya, Hildisvíni, dan berkuasa atas Fólkvangr; sebuah medan tempur kekal di mana setengah dari yang terbunuh dalam pertempuran pergi untuk bertarung lagi di akhirat. Setengah lainnya dikirim ke Odin’s great hall Valhalla di Asgard.
Sarah Sheil
18”x24” Fine Art Print Edition 35
Dewi Brig adalah dewi dari mitologi Irish/Celtic yang sering kali dihubungkan dengan elemen api dan juga festival pagan bernama Imbolc yang dirayakan pada tanggal 2 Februari. Dalam kalender Pagan, tanggal tersebut menandakan akhir dari musim dingin dan awal dari musim semi. Festival ini kemudian dikonversikan ke dalam ritual Kristen dalam bentuk St.Brigid’s day.
Karya ini menggambarkan hubungan sang dewi Brig dengan elemen Api dan festival Imbolc, di mana ia keluar dari kegelapan musim dingin, memancarkan cahaya dan api dan membawa musim semi, kehangatan dan kehidupan baru bersamanya.
Totok Kerot
Morrg
18”x24”
3 Colour Silk Screen Print
Edition 50
Saat melakukan perjalanan ke pedesaan di Indonesia, saya menemukan sebuah sosok Hindu yang tidak berani dibahas oleh para penduduk desa tersebut. Menurut legenda, seorang putri bernama Totok Kerot yang jatuh hati pada raja Kediri bernama Jayabaya sakit hati karena ditolak dan diacuhkan cintanya. Kemudian kerajaan putri Totok Kerot menantang perang dengan Jayabaya dan kalah. Sebagai hukuman kekalahan tersebut putri Totok Kerot dikutuk menjadi batu berupa sosok patung ‘dvarapala rakshesi’ sebagai penjaga kuil hingga akhir masa.
Dalam karya ini Totok Kerok digambarkan bertransofrmasi ke dalam bentuk mengerikan dan dikelilingi oleh makhluk-makhluk yang akan menjadi kawan nya dalam masa kutukan.
Morrigan
Glyn Smyth
18”x24”
5 Colour Silk Screen Print
Edition 50
Sebagai seorang Irish, saya memutuskan untuk memilih salah satu dewi dari sekian banyak dewi yang ada dalam legenda Irlandia, yakni Morrigan yang Gagah (the Mighty Morrigan) yang sering juga disebut Phantom Queen atau Ratu Hantu/Setan. Seperti pada sosok dewa dewi Celtic lain, Morrigan memiliki berbagai bentuk. Sering kali memiliki sifat trinitas maupun tunggal.
Dalam karya ini saya menggambarkan Morrigan yang berperan sebagai dewi perang, di mana ia bermetamorfosa ke dalam bentuk Badb Catha atau Gagak Perang.
Izanami
Riandy Karuniawan
18”x24”
6 Colour Silk Screen Print
Edition 50
Izanami adalah pencipta kehidupan dan kematian. Bersama pasangannya bernama Izanagi, meciptakan kehidupan di bumi. Izanami melahirkan berbagai macam dewa dan dewi, namun mati saati melahirkan Hi No Kagutsuchi, dewa api. Kemudian tubuh Izanami dibakar dan dipindahkan ke dunia kematian bernama Yomi. Sejak itu lah Izanami menjadi penguasa dunia Yomi.
Penciptaan dan kematian saling bersinggungan dan beririsan. Begitu pula dengan kebaikan dan kejahatan, keindahan dan keburukan, surga dan neraka.
Izanami bagi saya adalah simbol keseimbangan dan harmoni. Tumbuh dan berkembang di Indonesia, mitologi dan mistis sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari hari saya. Keberadaan sosok supernatural dari dimensi lain dianggap dapat hidup secara harmonis dengan manusia biasa.
Saya mencoba menggabungkan elemen mistis dengan budaya pop Jepang. Izanami versi karya saya tidak hidup di dunia kematian, tetapi di batasan antara dunia kematian dan dunia kehidupan. Melalui garis pembatas yang membagi tiga area yang berebeda dalam ilustrasi ini saya mencoba menggambarkan dunia multidimensional melalui media kertas dua dimensi. Ruang ruang yang berpadu secara harmonis bersama Izanami.
KILAS
18”x24”
2 Colour Silk Screen Print
Edition 50
Kali adalah salah satu sosok dewa dewi Hindu yang sering disalahartikan sebagai the Mother of death and destruction atau Dewi Kematian dan Kehancuran. Namun penyembah Kali percaya bahwa ia dapat membebaskan seseorang dari ego dan keterikatan jiwa seseorang pada tubuh dan fisik yang fana. Para penyembah Kali sering kali bermeditasi di kuburan untuk membebaskan diri dari dunia fana.
Kali mengenakan karangan tengkorak sebagai hiasan tubuh bagian atas, dan penggalan tangan manusia untuk menutupi tubuh bagian bawah. Sesungguhnya keberadaan manusia ditentukan oleh jiwa dan roh, bukan oleh tubuh dan daging. Kebebasan jiwa hanya bisa diraih saat hubungan dengan tubuh kita hilang. Karenanya, pakaian yang dikenakan Kali adalah simbol kekuatan dirinya untuk membebaskan diri dari keterbatasan fisik dan tubuh yang fana. Di sini dewi Kali digambarkan sedang memegang pedang bersimbah darah setelah digunakan untuk memenggal kepala setan Raktabija.
TENTANG SENIMAN
Jesse Schaller
Bekerja di bagian utara New York, Jesse bekerja keras untuk menciptakan karya komersial melalui teknik tradisional pena dan tinta, terutama namun tak terbatas untuk band dan merk underground metal, hardcore, rock dan subkultur terkait. Spesialisasi Jesse termasuk record covers, logos, poster, apparel, merch design, dan berbagai macam seni ilustrasi grafis yang rumit atau tanpa hiasan.
Sarah Sheil
Sarah Sheil (b.1979) adalah seorang seniman dan printmaker, yang berasal dari Roscommon, Irlandia. Karyanya merupakan eksplorasi tematema agama, cerita rakyat, dan mitologi. Melintasi banyak jalan berbeda yang menjembatani dunia ini dengan akhirat. Saat ini ia tinggal di Belfast, bagian utara Irlandia, mencetak manual karyanya sebagai anggota aktif dari Belfast Print Workshop.
Morgg
MORRG, adalah nama alias dari Indra Wirawan, lahir di Pekanbaru, Sumatra, dan saat ini tinggal di Bandung, Indonesia. Sebagai seniman otodidak, Morrg mulai fokus pada karya lukis setelah pendidikannya di jurusan Jurnalistik, UNIKOM, Bandung. Karya Morrg berkisar di ranah fantasi, imajiner kegelapan, dan keberadaan penyendiri. Dalam berkarya ia memilih media cat air diatas kertas. Saat ini ia bekerja sebagai seniman dan ilustrator lepas, secara aktif berpartisipasi dalam sin underground, menciptakan ilustrasi untuk band, dan aktif dibidang art screen printing di Månstråle, sebagai coowner. Morrg juga menulis dan menciptakan musik dengan bandnya, Rajasinga.
Glyn Smyth
Glyn Smyth adalah seorang ilustrator, designer, dan printmaker dari Irlandia. Meskipun karya ilustrasinya sering diasosiasikan dengan band metal underground, karyanya kaya akan informasi mengenai ketertarikannya akan cerita rakyat, mitos, dan magis. Karyanya telah diangkat di beberapa buku ilustrasi selain itu juga di berbagai jurnal seni, musik, dan esoterik . Ia telah melakukan pameran dan menjual karya cetaknya di UK, Irlandia, Eropa, dan US. Saat ini ia tinggal di Belfast, bagian utara Irlandia.
Riandy
Ia lahir di Aceh, Indonesia, dan bermigrasi ke Bandung untuk menyelesaikan studinya di jurusan Arsitektur dan mempelajari seni. Bandung memperkenalkan Riandy kepada sin musik indie dan underground, dimana ia sering menciptakan ilustrasi untuk sampul album dan merchandise band.
Kebanyakan dari karyanya adalah karya sureal yang mengoptimasi bidang kanvas menjadi bidang multidimensi dengan penggunaan warnawarna khusus. Ia sering menghadirkan SATHAR karakter ciptaanya berupa seorang pria dengan antena didahi, membawa bong ditangannya pada karya karyanya.
Dalam berkarya, ia seringkali menggunakan media tradisional seperti cat minyak diatas kanvas, screen print art, dan media digital. Selain mengerjakan ilustrasi musik, ia juga sering berpartisipasi di pameran seni di Bandung, dan beberapa kota lainnya di Indonesia.
KILAS
Didirikan oleh Zahir Sanosi pada awal tahun 2004, “KEEP IT LIKE A SECRET” adalah moniker yang ia adopsi untuk karyanya, yang mencakup berbagai media, melibatkan ilustrasi dan desain untuk berbagai artefak kultur pop, termasuk tshirt, skateboards, maupun dinding/bidang kosong. Sebuah konsep kreatif yang berdasar pada pembelajaran atas pengalaman hidupnya yang sebagian besar datang dari masa kecilnya, Zahir menggunakan karyanya untuk menjembatani kehidupan pribadi, dan visi serta inspirasi yang ia harapkan untuk dapat dikomunikasikan. Tanpa membatasi karya tintanya pada permukaan atau media tertentu, karya Zahir hadir dengan ceritanya masingmasing: karya yang berbisik pada mata, telinga, dan hati audiens.
WORLD’S END
Adalah sebuah prakarsa seni dan desain yang berfungsi sebagai online store dan galeri seni. Tujuan kami adalah berbagi minat dan perspektif kami dalam budaya seni dan desain, yang berhubungan dengan perdagangan, komunitas, kreasi, dan komunikasi.
Dimana ada akhir, akan selalu ada awal yang baru.
Hubungi Kami :
Okky (Indonesia)
[email protected]
+62 878 25623600
Danielle (Singapore)
[email protected]
+65 97589807
Website launch:
01 Agustus 2016
worldsend.co
Facebook:
facebook.com/w0rld53nd
Instagram:
instagram.com/w0rld53nd
Twitter:
twitter.com/w0rld53nd
Anda Bicara