Galeri Nasional Indonesia bekerja sama dengan Pusat Pengembangan Kebudayaan Bandung dan Galeri Soemardja ITB
Menyelenggarakan :
BALIK BANDUNG
Pameran karya-karya pilihan koleksi Galeri Nasional Indonesia di Bandung memiliki tujuan penting, diantaranya, dalam kaitan pengembangan koleksi seni rupa milik negara. Karya-karya terpilih yang dihadirkan pada pameran ini dipersiapkan dengan menimbang unsur ketersediaan serta kesiapan koleksi karya-karya di Galeri Nasional Indonesia. Landasan kuratorial pameran ini, tentu saja, tidak dirancang sehingga mampu menguraikan sejarah perkembangan seni rupa modern di Bandung, pun tidak dimaksudkan sebagai penjelasan tentang tolak ukur peran seni rupa Bandung dalam perkembangan seni rupa Indonesia. Karya-karya yang kini ‘kembali ke Bandung’ (Balik Bandung) menunjukkan ciri-ciri kecenderungan proses penciptaan khas a’la Bandung. Karya-karya ini jelas tidak bisa menggambarkan kiprah para seniman Bandung secara lengkap serta menyeluruh; namun demikian, karya-karya yang ‘mewakili’ segi-segi perkembangan ‘seni rupa Bandung’ ini diharapkan tetap bisa mendorong dukungan dan penerimaan yang terus berkembang dari masyarakat seni rupa di Bandung untuk turut serta mengembangkan karya-karya koleksi negara di masa mendatang.
Sebagaimana juga terjadi di kota-kota besar dunia, pertumbuhan para seniman di Bandung menghasilkan dinamika kecenderungan penciptaan karya yang terus berkembang —baik secara artistik maupun estetik— melalui sikap-sikap: peleburan, penjarakkan, penentangan, maupun perumusan-ulang. Pun disetiap masa selalu lahir para ‘pemberontak’ maupun pihak ‘pendukung’ keadaan yang mencirikan dinamika perkembangan seni rupa modern yang hidup. Sebagian peneliti merasa yakin, bahwa watak urban turut membentuk orientasi berkarya para seniman di Bandung. Watak semacam ini, tentu, tidak sebatas situasi perkembangan kota besar secara fisikal melainkan terutama berkaitan dengan pembentukkan sikap mental. ‘Budaya urban’, kalau istilah ini bisa digunakan, menjelaskan mentalitas serta sikap yang terhubung dengan semangat kemajuan sosial (modernitas) yang tumbuh dan berkembang bersama di berbagai kota besar di penjuru dunia. Persepsi tentang Yang lokal, dengan demikian, dirumuskan secara personal dan dipersoalkan sebagai tanda-tanda yang terbaca melalui kurun dan lingkup pengalaman ‘menjadi bagian kota’ (kosmopolit)—dan tidak terlalu mesti berlaku sebagai hasil imajinasi tentang budaya atau bangsa. Soal ‘kembali ke Bandung’, pada kesempatan ini, adalah undangan untuk menyadari kembali hal soal Yang urban sebagai urusan untuk mengenal dan memahami pengalaman menjadi manusia (personal) yang khas dalam sebuah lingkungan budaya tertentu.
Bandung, Juli 2018
Rizki A. Zaelani – Diyanto
Kurator
Daftar Seniman:
Abay D. Subarna Aceng Arief A.D. Pirous Affandi Ahadiat Joedawinata Ahmad Sadali Angkama Setjadipradja But Muchtar Chandra Johan Chusin Setiadikara Erna Garnasih Pirous F. Widayanto G. Sidharta Soegijo Haryadi Suadi |
Hendra Gunawan Herry Dim Heyi Ma’mun Jeihan Sukmantoro Kaboel Suadi Kartono Yudhokusumo Krisna Murti Mamannoor Mochtar Apin Nyoman Tusan Popo Iskandar Redha Sorana Rini Chairin Hayati Rita Widagdo |
Samsudin Hardjakusumah Setiawan Sabana Srihadi Sudarsono Sudjoko Sunaryo T. Sutanto Tatang Ganar Tisna Sanjaya Tohny Joesoef Umi Dachlan Yusuf Affendi Djalari Wiyoso Yudoseputro |
Rangkaian Acara:
Konferensi Pers:
Jum’at, 13 Juli 2018
Pk. 16.00 ( Galeri Soemardja )
Opening:
Jum’at, 13 Juli 2018
Pk. 19.30 ( Galeri Soemardja )
Diskusi:
Sabtu, 14 Juli 2018
10.00 – Selesai (Ruang Seminar FSRD ITB )
Pembicara :
Herry Dim
Asikin Hasan
Pameran:
13 – 23 Juli 2018 ( buka: pk. 10.00 – 17.00 )
Galeri Soemardja ITB, Jl. Ganesha No. 10, Bandung
Gedung PPK Bandung, Jl. Naripan No. 7-9, Bandung
Anda Bicara